BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai bagian dari
kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir. Keduanya
saling melengkapi. Menurut Syafie’ie (1988:42), secara psikologis menulis
memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasan, kemauan yang
keras. Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara
bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang
sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan
pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya
dalam menulis.
Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. di samping dituntut
kemampuan berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya,
misalnya penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis, dan motivasi yang
kuat. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki
tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa,
keterampilan penyajian, dan keterampilan pewajahan. Ketiga keterampilan ini
harus saling menunjang atau isi-mengisi. Kegagalan dalam salah satu komponen
dapat mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis.
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang
untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian
adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
1.1 Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan
karangan?
b.
Bagaimana teknik pembuatan
karangan berdasarkan kriteria dan teknik penulisannya?
c.
Dimanakah alinea awal, alinea tengah dan
alinea akhir dalam suatu karangan?
d.
Kapan suatu karangan
dikatakan narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, atau
persuasi?
e.
Mengapa karangan narasi
dibedakan menjadi karangan narasi fakta atau fiksi?
1.2 Tujuan
a)
Agar mahasiswa mengetahui pengertian
karangan.
b)
Agar mahasiswa memahami proses pembuatan
karangan berdasarkan kriteria dan teknik penulisannya?
c)
Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis -
jenis karangan beserta contohnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Karangan adalah karya tulis
hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya
melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Untuk dapat mengarang suatu
tulisan perlu terlebih dahulu mengerti dan memahami beberapa pengertian yang menyangkut
kegiatan itu :
- Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.
- Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca.
- Pengarang adalah seseprang yang karena kegemarannya atau berdasarkan bidang kerjanya melakukan kegiatan mengarang.
- Karang-mengarang adalah kegiatan atau pekerjaan.
B.
Tujuan
Mengarang
Tujuan utama menulis
atau mengarang adalah sebagai sarana komunikasi tidak langsung. Tujuan menulis
banyak sekali ragamnya. Tujuan menulis secara umum adalah memberikan arahan,
menjelaskan sesuatu, menceritakan kejadian, meringkaskan, dan menyakinkan
(Semi, 2003:14-154). Menurut Syafie’ie (1988:51-52), tujuan penulisan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
1) mengubah keyakinan pembaca;
1) mengubah keyakinan pembaca;
2) menanamkan pemahaman
sesuatu terhadap pembaca;
3) merangsang proses
berpikir pembaca;
4) menyenangkan atau
menghibur pembaca;
5)
memberitahu pembaca; dan
6) memotivasi pembaca.
C. Penulisan Garis Besar Karangan
1.
Proses penyusunan garis besar
Setiap karangan mengandung ide dari pengarang . proses
mengarang dimulai dengan lahirnya sebuah ide induk yang terpikirkan atau
ditemukan oleh seseorang yang akan mengarang. Ide induk itu biasanya terlampau
luas, cukup kabur, dan perlu diolah lebih lanjut untuk menjadi suatu topic atau
pokok soal karangan yang memadai.
Ide induk yang menjadi pangkal awal sesuatu karangan hendaknya juga
dikembangkan. Setelah ide induk dikembangkan, memilih salah satu di
antara rincian ide-ide yang muncul untuk dijadikan topik karangan. Topik dibatasi
dengan sebuah tema tertentu. Tema adalah sesuatu segi, unsur, atau faktor dari
topik yang akan dijadikan pusat pembicaraan. Jadi, pada topik itu ditentukan
salah satu segi, unsur, atau faktornya yang akan dijadikan acara pembicaraan.
Topik yang telah dibatasi dengan tema itu merupakan pendapat atau pangkal
tolak pengarang yang setelah ditulis lengkap menjadi karangan yang
diharapkannya. Pendapat atau pangkal tolak pengarang dapat lah disebut ide
pokok karangan yang bisa dan sebaiknya dirumuskan dalam sebuah kalimat ide
pokok. Kalimat ide pokok itu dapat dikatakan merupakan inti dari seluruh
karangan.
Langkah yang terakhir mengurai rumusan kalimat ide pokok menjadi sebuah
garis besar karangan. Garis besar, rangka, atau disebut juga outline adalah
suatu rencana karangan yang menunjukan ide-ide (dari ide pokok sampai ide
pendukung dan ide penegas) yang berhubungan satu sama lain secara tertib untuk
kemudian dikembangkan menjadi sebuah karangan yang lengkap dan utuh.
Demikian, secara ringkas proses ide induk menjadi garis besar karangan
menempuh enam langkah yang berikut :
a.
Mengembangbiakan ide induk.
b.
Memilih salah satu ide menjadi pokok soal yang akan ditulis.
c.
Membatasi topik dengan sesuatu segi/unsur/factor.
d.
Merumuskan topik berikut temanya dalam sebuah pernyataan.
e.
Mengurai rumusan ide pokok menjadi kerangka karangan.
2. Manfaat Garis Besar Karangan
Mengenai pentingnya dan manfaat garis besar karangan, tanpa outline
acapkali masalah dan uraian yang disuguhkan menjadi kabur, kurang jelas, banyak
bahan yang terlupa, ada bagian yang sejajar tetapi di uaraikan tidak seimbang.
Dari outline, tampak tubuh karangan secara keseluruhan. Outline merupakan
maniatur karangan. Struktur dan sistematika terlihat jelas dari
outline. Dengan outline dapat memperhatikan bagian-bagian atau detail-detail
karangan secara utuh dan total.
D. Penulisan karangan yang jelas
Setiap karangan pada dasarnya adalah serangkaian ide seseorang yang telah
ditata dan dituangkan menjadi sebuah garis besar. Penulisan suatu karangan
tidak lain ialah mewujudkan garis besar itu manjadi rangkain alinea yang
berkesinambungan dari alinea awal sampai alinea akhir secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang jelas dan lengkap. Teknik yang tepat dalam mengarang
adalah mengungkapkan satuan-satuan ide yang telah dikembangkan terlebih dahulu
kedalam rangkaian kalimat-kalimat.
Rangkaian ide seseorang yang telah dituangkan dalam sebuah garis besar
karangan perlu ditulis sehingga menjadi alinea-alinea yang dapat dibedakan
menjadi 3 kelompok :
- Alinea awal (merupakan bagian pembukaan karangan)
- Alinea tengah (bisa lebih dari pada satu alinea bila mana pokok-pokok pikiran yang akan diuraikan cukup luas.) ini menjadi bagian batang tubuh karangan.
- Alinea akhir (bagian penutup karangan)
E. Jenis-Jenis Karangan dalam Bahasa Indonesia
Berdasarkan pengertian mengarang
yang telah penulis kemukakan di atas, maka mengarang merupakan kegiatan
berbahasa tulis, hasil kegiatan itu disebut karangan.
Pengklasifikasian karangan dapat
ditinjau dari dua segi. Ditinjau dari segi isi, maka karangan dapat dibedakan
menjadi karangan fiksi dan nonfiksi atau rekaan dan ilmiah. Kedua karangan ini
memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Karangan fiksi (rekaan) berisi cerita
yang bukan kenyataan tetapi merupakan hayalan atau imajinasi pengarang,
sedangkan karangan ilmiah (non fiksi) merupakan karangan yang isinya dapat
dibuktikan dan dipertanggungjawabkan berdasarkan ilmu karena bersifat ilmiah.
Karangan ilmiah (fiksi) menggunakan bahasa dengan kata yang bermakna konotasi.
Ditinjau dari cara menyampaikan
masalahnya dalam karangan, maka karangan dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
1.
Karangan Narasi
Karangan
Narasi merupakan karangan yang biasanya dihubung - hubungkan dengan cerita.
Oleh sebab itu sebuah karangan narasi atau paragraf narasinya hanya kita
temukan dalam novel. Cerpen, atau hikayat (Zaenal Arifin dan Amran Tasai,
2002:130). Narasi juga merupakan karangan kisahan yang memaparkan terjadinya
sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan (Rusyana,
1982:2).
Secara
sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau
kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik
merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga
unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan
berdasarkan plot atau alur.
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.
a.
Narasi
yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman..
Contoh Karangan Narasi berisi fakta:
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama
adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno
menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya
menentang penjajah.
Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar
Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni
1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa
Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno
dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada
tahun 1949.
Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah
pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara
bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955.
Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang
b. Narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Contoh Karangan Narasi fiksi:
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin
yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan
kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang
terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku
ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah
kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun
kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan
biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan
segenap cintanya.
2.
Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan
yang menjelaskan, menerangkan, memberitahukan suatu masalah atau objek agar
orang lain mengetahuinya. Dari karangan ini diharapkan orang yang tidak
mengetahui menjadi tahu dan yang tidak jelas menjadi jelas setelah membaca
karangan ini.
Contoh karangan Eksposisi :
Rasa Takut
Pernahkan
Anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut ? Bagaimana cara
mengatasinya ? Rasa Takut adalah rasa dimana seseorang merasa bahwa dirinya
sedang mengalami situasi atau suasana yang menghilangkan rasa percaya diri
mereka akan sesuatu. Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi rasa takut
tersebut.
Pertama,
persipakan diri Anda sebaik-baiknya bila menghadapi situasi atau suasana
tertentu. Dengan memperiapkan diri saat menghadapi situasi atau suasana
tertentu Anda akan merasa siap bahkan merasa bahwa Anda telah melewati situasi
dan suasana tersebut.
Kedua,
pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut. Anda harus
mempelajari baik-baik situasi apa yang sedang Anda hadapi baik ditempat sepi
maupun dikeramaian. Karena Anda akan merasa siap dengan segala suasana dan
situasi yang telah Anda pelajari.
Ketiga,
pupuk dan binalah rasa percaya diri.kepercaya dirian merupakan kunci utama anda
dalam mengatasi rasa takut. Dengan percaya diri Anda merasa bahwa Anda mampu
melewati situasi dan suasana yang akan Anda lalui tanpa terhalang oleh rasa
takut.
Keempat,
setelah timbul rasa percaya diri, pertebal keyakinan Anda. Keyakinan Anda dalam
mengadapi rasa takut harus dipertebal agar Anda mapu dan yakin bahwa rasa takut
iu akan hilang dengan kepercayaan diri yang kuat dan keyakinan yang tinggi
Kelima,
untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah kecakapan atau keahlian
melalui latihan atau belajar sungguh-sungguh. Anda juga haarus memiliki
keahlian dan kecakaapan dalam suatu bidang, agar rasa percaya diri anda kuat
dan menghilangkan rasa takut yang melanda Anda
3.
Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi adalah karangan
yang mengutarakan alasan untuk membuktikan sesuatu, dengan maksud meyakinkan
pembaca tentang sesuatu yang menjadi topik dalam karangan itu.
Contoh
karangan argumentasi :
Kesuburan
Tanah
Mempertahankan
kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama
tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal
kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah
itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan menjaga
kesuburannya dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.
Kesuburan
tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanaman bagi para petani. Tak hanya
baik bagi kesuburan tanah tapi juga akan memperbaiki kualitas dari tanaman
sehingga akan mampu menghasilkan niali rupiah yang baik bagi petani.
4.
Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi adalah karangan
yang memaparkan, menggambarkan secara rinci dengan menyertakan bukti-bukti
sehingga pembaca seolah-seolah terlibat didalamnya secara langsung.
Contoh karangan deskripsi :
Apotik
Siang itu
aku sedang duduk santai di sofa empuk di dalam apotik milikku yang baru saja
dibuka. Apotik ini adalah impianku sejak aku kuliah di Farmasi dulu. Sekarang
aku memandang puas pada usahaku selama ini. Aku bisa mendirikan apotik di kota
kelahiranku.
Apotik ini
cukup luas, beberapa rak besar tempat obat-obatan berjejer rapi dengan
kemasan-kemasan obat warna-warni yang dikelompokkan menurut farmakologinya dan
disusun alfabetis. Pandangan saya tertuju pada rak buku di pojok ruangan yang
berisi buku-buku tebal. Ku ambil satu buku yang disampulnya tertulis Informasi
Spesialis Obat atau yang biasa disebut kalangan farmasi dengan buku ISO.
Setelah ku
pandangi aku tersenyum dan mengembalikannya ke tempat semula. buku ini adalah
buku pertama yang kubeli saat aku kuliah dulu. Aku memandang lagi secara
keseluruhan apotik ini, sebuah televisi 14 inci dan sebuah computer di meja
kasir. Hembusan angin
5.
Karangan Persuasi
Karangan persuasi adalah adalah
karangan yang mempengaruhi, mengajak, menganjurkan sesuatu kepada orang lain
uyntuk berbuat atau bertindak sesuai dengan yang diharapkan pengarang.
Contoh karangan Persuasi :
Sistem
Pendidikan Indonesia
Sistem
pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih belum memenuhi
harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan membaca siswa kelas IV SD di
Indonesia yang berada pada peringkat terendah di Asia Timur setelah Philipina,
Thailand, Singapura, dan Hongkong.
Selain itu,
berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas VI untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun semakin
menurun. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi bacaan. Kenyataan
ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu kebijakan, pelaksana
pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi semata-mata agar kita
menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis.
Oleh karena
itu, semua pihak perlu menyelamatkan generasi mendatang. Tidak hanya dari
pemerintah sebagai penyedia sumber pendidikan, namun yang lebih penting adalah
kesadaran dari berbagai pihak. Termasuk anak itu sendiri. Hal tersebut dapat
memperbaiki sistem pendidikan nasional.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dibahas dalam bab sebelumnya akhirnya penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
.Jadi jika kita ingin membuat suatu karangan yang
sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur maka sebelum pembuatan
karangan itu harus terlebih dulu kita membuat sebuah kerangka karangan agar
pada karangan tersebut menjadi terarah dan tidak keluar dari topik atau
tema yang dituju.
B. Saran
Dalam pembuatan karangan haruslah di buat suatu
kerangka karangan agar mendapatkan suatu hasil karangan yang sistematis, logis,
jelas, terstruktur dan teratur tentunya akan menghasilkan suatu karangan yang
berkualitas.
Daftar
Pustaka
Anonim.2012. Apa Pengertian
Karangan dan Jenis-jenis Karangan dalam Bahasa Indonesia .(online) (http://nesaci.com/apa-pengertian-karangan-dan-jenis-jenis-karangan-dalam-bahasa-indonesia/) Diakses pada tanggal 26
November 2012
Tirta.2012.
Contoh Karangan (online)(http://tirtanizertrs.blogspot.com/2012/03/contoh-karangan-deskripsi-narasi.html) Diakses
pada tanggal 27 November 2012
Rusyana, Yus.
1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang
Tasai Amran
S. , E Zaenal Arifin. 2002. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta : Akademika Pressindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar